ANALISIS POTENSI OBJEK WISATA BUDAYA SITU LENGKONG PANJALU Kabupaten Ciamis pada Fase Endemi Covid-19 Bagian Terbitan EKMABIS Edisi 1
##plugins.themes.academic_pro.article.main##
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada fase endemic Covid-19. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode survei dan wawancara. Optimalisasi pengelolaan objek wisata budaya Situ Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis pada dasarnya bukan hanya ditinjau dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja, melainkan juga pendapatan yang diperoleh dari pengelolaan wisata budaya Situ Lengkong Panjalu. Pada masa pandemi covid-19, potensi itu tidak berkembang dikarenakan terbatasnya aktivitas pengunjung. Kemudian setelah dinyatakan oleh WHO bahwa covid ini adalah endemi pengunjung mulai semakin ramai mengunjungi objek wisata Lengkong Panjalu Kabupaten Ciamis. Sekarang peningkatan potensi pengunjung jauh lebih tinggi dari sebelumnya, saat ini sudah mencapai 50-60 bus perbulan yang datang berkunjung. Pengelola Situ lengkong sedang berupaya dalam pengelolaan dan pengembangan situ lengkong di antaranya: 1). Situ/danau situ lengkong; 2). Nusa Gede; 3). Nusa Pakel; 4). Komplek Pemakaman Nusa Gede; 5). Komplek Pemakaman Hujung Winangun; 6). Upacara Adat Nyangku; 7). Bumi Alit. Untuk tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat yang bergantung pada keberadaan situ lengkong Panjalu, pemerintah telah memberikan kesempatan kepada masyarakat diantaranya: 1). masyarakat yang menjadi juru parkir, Hal tersebut berbeda jauh ketika pada hari-hari tertentu ketika situ lengkong Panjalu sedang musim ramai, penghasilan para juru parkir berkisar antara Rp.200.000- Rp.300.000 per hari; 2). Msyarakat yang menyewakan jasa perahu dengan tarif Rp. 200.000 per sekali sewa untuk 10-20 orang; 3). Masyarakat yang menyewakan jasa sepeda air berbagai bentuk dengan biaya sewa Rp50.000-Rp. 75.000 per sekali sewa untuk maksimal 2 orang;